
Karnaval di Kecamatan Siliragung sebagai Ajang Pamer Budaya Bangsa
Dalam rangka memperingati HUT-RI ke-71, kecamatan Siliragung menggelar beberapa kegiatan, salah satu diantaranya adalah kegiatan karnaval. Sebagai salah satu sekolah terbaik di kecamatan Siliragung, SMP Muhammadiyah 5 Siliragung berusaha untuk memberikan penampilan terbaik siswa-siswinya. Pada karnaval kali ini, ada beberapa grup barisan yang telah dibentuk dan diawali dengan lambang burung garuda sebagai garda terdepan pondasi bangsa.
1. Barisan pertama diisi oleh pasukan pengibar bendera pusaka (PASKIBRAKA).
2. Barisan kedua diisi oleh pasukan durm band dan pendidikan meliputi, siswa-siswa SD beserta guru.
3. Barisan ketiga diisi oleh pasukan pejuang, lengkap beserta tank.
4. Barisan keempat diisi oleh karya siswa-siswi SMP Muhammadiyah 5 Siliragung, berupa pameran busana daur ulang.
5. Barisan kelima diisi oleh Bhineka Tunggal Ika, meliputi mode busana daerah-daerah di Tanah Air.
6. Barisan keenam diisi oleh pasukan budaya, seperti punakawan bersaudara.
7. Barisan ketujuh diisi oleh pasukan seni, meliputi gandrung, jebeng, dan jaranan.
8. Barisan kedelapan diisi oleh pasukan bersepeda hias.
Urutan barisan di atas bukan tanpa alasan. Sebagai bangsa Indonesia, sudah seharusnya kita muncul dengan identitas keIndonesiaan yang melekat di dalamnya. Tentu, sebagai pondasi dasar berasaskan Pancasila yang berlambang burung Garuda. Lalu apa saja identitas keIndonesiaan tersebut? Tak asing lagi, Indonesia terkenal sebagai negeri sejuta budaya, tak ayal jika banyak negara-negara luar yang berusaha meniru kebudayaan bangsa, lalu mematenkannya. Agar hal itu tidak terjadi, kita sebagai agen pengisi kemerdekaan sudah seharusnya bangga dengan membawa nilai-nilai luhur budaya bangsa di dalam bangsa Indonesia sendiri. Jika hal itu tidak kita lakukan, maka budaya bangsa akan tergerus oleh budaya-budaya asing.