![](https://www.smpmuha5slg.sch.id/upload/imagecache/93852284latar4-800x600.jpg)
Sosok Kepala SMP Muhammadiyah 5 Siliragung 2002 - 2021
The sunrise of Java, itulah julukan baru untuk kabupaten Banyuwangi sebagai kabupaten paling timur pulau Jawa. Salah satu kecamatan yang ada di dalamnya adalah Siliragung. Di salah satu sudut kecamatan Siliragung, tepatnya desa Buluagung, telah lahir sosok anak bangsa yang terbilang tangguh. Beliau mampu memimpin sebuah sekolah yang dulu nyaris mati menjadi sekolah yang kini disegani dan digandrungi. Sosok tersebut adalah Margono Abdul Ghani, si bungsu dari enam bersaudara. Melalui tangan dingin pria kelahiran 19 Agustus 1963 inilah takdir Tuhan berbicara. Bagaimana tidak? SMP Muhammadiyah 5 Siliragung yang dulu dianggap sebelah mata, kini harus diakui kehebatannya.
Margono dilahirkan dari keluarga hartawan, pasangan Abdul Ghani dan Misinah. Semasa kecil, beliau hampir tidak pernah kekurangan materi. Ayahnya memiliki ratusan hewan ternak dan beberapa hektar sawah-ladang. Kekayaan itu tidak lantas membuat Abdul Ghani terlena. Beliau berusaha untuk selalu berbagi dan berderma. Hal itu terbukti dengan diwakafkannya beberapa tanah yang beliau punya untuk sekolah dan masjid, baik di desa Buluagung dan Siliragung. Di atas tanah wakaf itu, kini berdiri SDN 1 Buluagung, SMP Muhammadiyah 5 Siliragung, dan Masjid Muhammadiyah.
Meskipun lahir dari keluarga kaya, Margono tidak tergolong anak yang manja dan mewah. Saat usia nya menginjak 3 tahun, Ayah yang sangat menyayanginya meninggal dunia, sehingga Margono kecil hanya dididik oleh sang Ibu. Semenjak itu, ia mulai mengenal arti kata kerja keras. Sejak duduk di bangku sekolah dasar---SDN 1 Buluagung---,Margono kecil harus menggembalakan sapi Ayahnya sepulang dari sekolah. Sapi yang beliau gembalakan tidak hanya satu atau dua ekor saja, tetapi mencapai puluhan ekor.
Lulus dari SDN 1 Buluagung, beliau melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah 5 Pesanggaran---nama SMP Muhammadiyah 5 Siliragung kala itu---, yaitu pada tahun 1997. Setelah lulus dari SMP, tahun 1980, beliau melanjutkan ke sekolah pelayaran di Surabaya. Setelah lulus dari SMA, Margono melanjutkan pendidikan di Akademi Pelayaran Surabaya. Sejak saat itu, hatinya tergerak untuk menjadi guru di SMP Muhammadiyah 5 Pesanggaran, tempatnya dulu menimba ilmu. Hatinya sakit tatkala melihat sekolah yang sangat beliau cintai berada di ujung tanduk. Pada tahun 1986, berawallah perjalanan beliau sebagai guru. Hingga kini, beliau menjadi orang nomor satu di balik kesuksesan SMP Muhammdiyah 5 Siliragung. Setiap konsep yang beliau luncurkan, selalu mendulang kesuksesan.