Program Sekolah

Kontak


Alamat :

Jl. MT. Haryono, No. 42, Siliragung

Telepon :

(0333) 710282

Email :

smpmuha5siliragung@gmail.com

Website :

smpmuha5slg.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru


UPACARA BENDERA

UPACARA BENDERA

HARI GURU NASIONAL

HARI GURU NASIONAL

PUNCAK MILAD MUHAMMADIYAH KE  - 112

PUNCAK MILAD MUHAMMADIYAH KE - 112


Banner



Program Sekolah

SMP MUHAMMADIYAH 5 SILIRAGUNG KEMBALI KE FULL DAY SCHOOL PADA 2016/ 2017
Sekolah merupakan lembaga yang membantu menumbuh kembangkan potensi dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Tidak hanya dalam aspek intelektual, namun juga aspek sikap dan tingkah laku serta keterampilan motorik, mutlak untuk dikedepankan. Sekolah bukan hanya sekadar untuk memberi nilai akademis kepada peserta didik. Lembaga ini berfungsi memberikan pelayanan dan bimbingan kepada murid dalam berbagai aspek pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil dari proses bimbingan dan layanan tersebut dilaksanakan dalam penilaian yang akurat, realistis dan berkesinambungan. SMP Muhammadiyah 5 Siliragung merupakan sekolah menengah pertama yang terus berusaha untuk memberikan pelayanan dan bimbingan baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui visinya yakni Berpijak pada IMTAQ dan IPTEK. Untuk memenuhi hal tersebut, SMP Muhammadiyah 5 Siliragung senantiasa memiliki program unggulan bagi peserta didiknya agar memiliki nilai lebih untuk diberikan kepada siswa, diantaranya sebagai berikut.
1). Program Full Day School
Peserta didik SMP Muhammadiyah 5 Siliragung berasal dari berbagai latar belakang keluarga. Mayoritas dari mereka berasal dari keluarga yang sadar akan pentingnya pendidikan. Orang tua/ wali murid sangat mendukung program sekolah di luar jam sekolah (kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah). Namun, tidak sedikit juga peserta didik yang berasal dari keluarga broken, sehingga menyebabkan mereka kurang pengarahan dan dukungan di rumah. Tentu saja, peserta didik ini lebih membutuhkan kegiatan yang bersifat membangun serta mengisi waktu luang mereka sepulang sekolah daripada mereka bergabung dengan komunitas yang cenderung mengarah pada kegiatan destruktif. Berasal dari kebutuhan tersebut, SMP Muhammadiyah 5 Siliragung mencanangkan sebuah program yang diberi nama Full Day School.
        Sebuah program yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di kalangan dunia pendidikan setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Muhadjir Effendy, mengungkapkan konsep besarnya untuk menerapkan Full Day School. Program Full Day School sudah dilaksanakan oleh SMP Muhammadiyah 5 Siliragung sejak tahun pelajaran 2010/ 2011. Lalu apa yang dimaksud dengan program Full Day School? Full Day School adalah kegiatan tambahan setelah jam belajar efektif berakhir/ sepulang sekolah, meliputi penambahan bimbingan mata pelajaran Ujian Nasional dan kegiatan ekstrakurikuler, seperti Hisbul Wathan, Pramuka, PMR, seni tari, Tapak Suci, KIR, Majalah Sekolah, fashion, dan sebagainya. Pada program tersebut juga diadakan penambahan bimbingan Bahasa Inggris agar peserta didik lebih mahir dalam berbicara bahasa Inggris, sehingga pada tahun 2011, beberapa peserta didik Full Day School kelas Bahasa Inggris, mampu melaksanakan study tour ke Bali (Tour de Bali). Program Full Day School ini menuai respon positif dari wali murid. Hal ini disebabkan peserta didik mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan bermanfaat di sekolah dan dalam pengawasan Bapak/ Ibu guru.
2) Program Kelas Prestasi
Setelah program Full Day School bergulir, pada tahun 2012/ 2013 SMP Muhammadiyah 5 Siliragung membuka program baru dengan nama Program Kelas Prestasi. Program Kelas Prestasi ini dibuka sejak program Penerimaan Peserta Didik Baru digulirkan. Tujuan dibentuk Program Kelas Prestasi adalah menjaring siswa/ siswi SD yang memiliki keunggulan akademis. Keunggulan akademis diketahui melalui tes kelas prestasi yang dilakasanakan bersamaan dengan pembukaan program PPDB jalur prestasi.
        Jumlah peserta didik kelas prestasi yang terpilih sebanyak 24. Di dalam ruang kelas prestasi dilengkapi dengan perpustakaan mandiri, media pembelajaran, laboratorium mini rancangan peserta didik kelas tersebut. Program kelas prestasi ini juga mendapat apresiasi positif dari wali murid dan masyarakat karena menghasilkan output yang unggul akademis dan terampil. Program kelas prestasi dimulai pada tahun pelajaran 2012/ 2013 sampai 2015/ 2016.
3) Program Full Day School
Selama dua bulan ini, dunia pendidikan mengalami suatu keadaan baru di mana hal itu berdampak pada rencana aktivitas lembaga pendidikan. Keadaan pertama, yakni pergantian menteri pendidikan dari Bapak Anies Baswedan ke Bapak Muhadjir Effendy. Menteri Pendidikan Dasardan Menengah, Muhadjir Effendy, memiliki sebuah pandangan baru mengenai Program Full Day School khusus untuk siswa SD dan SMP. Pandangan mengenai Program Full Day School menuai pro dan kontra. Banyak kalangan yang setuju tidak sedikit pula yang menolak. SMP Muhammadiyah 5 Siliragung tentu saja menyetujui Program Full Day School. Hal itu karena SMP Muhammadiyah 5 Siliragung pernah melaksanakan program tersebut dan merasakan manfaatnya pada tahun 2010/ 2011 sampai 2012/ 2013.
        Full day school, berasal dari bahasa Inggris, berarti sekolah sepanjang waktu. Full day school merupakan program sekolah di mana proses pembelajaran dilaksanakan sehari penuh di sekolah. Dengan kebijakan seperti ini maka waktu dan kesibukan anak-anak lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dari pada di rumah. Anak-anak dapat berada di rumah lagi setelah menjelang sore. Dilansir dari harian Republika, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengoreksi pemahaman terkait wacana Full Day School yang diusulkan pemerintah. Beliau mengoreksi Full Day School ini bukan berarti peserta didik belajar seharian di sekolah tetapi memastikan bahwa peserta didik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Saat ini sistem belajar tersebut masih dalam pengkajian lebih mendalam. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sedangkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) terpenuhi 60 persen pendidikan karakter dan 40 persen pengetahuan umum.
        Lingkungan sekolah harus memiliki suasana yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran formal sampai dengan setengah hari, selanjutnya dapat diisi dengan ekstrakurikuler. Dengan demikian, peserta didik dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan kontra produktif, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya. Berikut tiga alasan Menteri Muhadjir mencanangkan program Full Day School.
1. Tidak ada mata pelajaran
Menurut Muhadjir, full day school adalah pemberian jam tambahan. Akan tetapi, dalam jam tambahan tersebut tidak ada mata pelajaran yang bisa membuat para siswa bosan. Kegiatan yang dilakukan adalah ekstrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler tersebut akan merangkum hingga 18 karakter, seperti jujur, toleransi, disiplin, hingga cinta tanah air. Dengan kegiatan tersebut, dia mengatakan para siswa bisa dijauhkan dari pergaulan yang negatif.
2. Orang tua bisa menjemput anak ke sekolah
Pertimbangan lain dari program full day school adalah masalah hubungan antara orang tua dan anak. Menurut Muhadjir, untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan, pada umumnya orang tua bekerja hingga pukul 5 sore. Melalui program tersebut, diharapkan orang tua bisa menjemput anak mereka di sekolah saat pulang kerja.
3. Membantu sertifikasi guru
Program full day school dianggap Muhadjir dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam per minggu sebagai syarat mendapatkan sertifikasi guru. Dengan latar belakang tersebut pada tahun 2016/ 2017 kembali menerapkan program Full Day School.



Referensi:
1. http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-full-day-school.html (diakses pada Senin, 22 Agustus 2016 pukul 13.30 WIB).
2. http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/08/09/obmeoe382-mendikbud-koreksi-pengertian-full-day-school (diakses pada Senin, 22 Agustus 2016 pukul 13.30 WIB).
3. http://www.matrapendidikan.com/2014/09/fungsi-sekolah-terhadap-peserta-didik.html (diakses pada Senin, 22 Agustus 2016 pukul 13.30 WIB)